KAIDAH SINTAKSIS SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR (MENULIS)


MENGAPLIKASIKAN KAIDAH SINTAKSIS SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR (MENULIS)

A. Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
            Pengertian dan Konsep Bahasa - Dikutip dari Kridalaksana (1923), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
            Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia. (disini terutama untuk menulis). Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Terdapat aturan-aturan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat dipahami dan dimengerti. Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa dan kaidah itu sendiri meliputi beberapa aspek diantaranya, Tata Bunyi (Fonologi), tata bahasa (Kata dan Kalimat), kosakata, ejaan, makna, kelogisan.
            Dalam mengaplikasikan kaidah sintaksis sebagai rujukan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar terutama dalam menulis yang harus diperhatian diantaranya pengertian sintaksis sehingga dapat dipahami tentang apa itu sintaksis, struktur sintaksis (terdiri dari frasa, klausa, dan kalimat), kategori sintaksis, dan fungsi sintaktis.

B. Pengertian Sintaksis
a. Pengertian Secara Etimologi
            Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ’dengan’ dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang seluk beluk wacana , kaliamat, prase dan klausa.
b. Pengertian Sintaksis Menurut Ahli
            Rustam Rusmadji  (1993:2), mengemukan definisi sintaksis sebagai subsistem tata bahasa yang mencakup kelas kata dan satuan-satuan yang lebih besar yaitu frasa, klausa, kalimat dan hubungan-hubungan diantara satuan-satuan sintaksis tersebut. Robert (1964:1), mengemukan sintaksis adalah bidang tata bahasa yang menelaah hubungan kata-kata dalam kalimat dan cara-cara menyusun kata-kata itu untuk membentuk sebuah kalimat. Lingkup cakupan sintaksis menurut Ramlan (1987) meliputi frasa, klausa, dan kalimat.

C. Struktur Sintaksis
            Tata bahasa terbagi atas subsistem morfologi dan subsistem sintaksis (Kridalaksana, 1985 : 6). Kajian dalam morfologi meliputi kata, bagian kata dan kejadian kata. Sintaksis meliputi kata dan satuan yang lebih besar seperti frasa, klausa, kalimat, serta hubungan antara satuan-satuan itu.

1. Frasa (Sintagma/Syntagme)
            Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 2001:139).
Ciri-ciri frasa yaitu:
(i) terdiri atas dua kata atau lebih yang berhubungan dan membentuk suatu kesatuan, (ii) tidak bersifat predikatif, (iii) tidak berciri klausa, (iv) merupakan unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur atau fungsi dalam kalimat.
Contoh frasa adalah sebagai berikut,
1)      di luar,
2)      kemarin pagi,
3)      sedang tidur,
Jika contoh tersebut diletakkan dalam kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja. Misalnya:
1)      Anis(S) bermain(P) di luar(Ket).
2)      Kemarin pagi(Ket), ibu(S) pulang(P).
3)      Ayah(S) sedang tidur(P).
Macam-macam frasa :
1. Frasa Eksosentrik, yaitu frasa yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Contoh : Dia berdagang di pasar
a. Frasa eksosentrik direktif, komponen pertama berupa preposisi, seperti di, ke, dan, dari, sedangkan komponen kedua berupa kata.
Contoh : di pasar
b.  Frasa eksosentrik nondirektif
komponen pertama berupa artikulus,seperti si dansang, sedangkan komponen kedua berupa kata berkategori nomina, ajektiva, dan verba.
Contoh : si miskin
2.    Frasa Endosentrik
yaitu frase yang komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
Contoh : Nenek sedang membaca komik di kamar
Frase endosentrik disebut juga frase subordinatif karena terdiri atas komponen atasan dan komponen bawahan.
Contoh : mahal sekali
Mahal sebagai komponen atasan ; sekali sebagai komponen bawahan.
3.  Frasa Koordinatif
yaitu frase yang komponen pembentuknya sederajat dan dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal (dan, atau, tetapi), maupun yang terbagi (baik …. maupun ….; makin ….makin ….; baik ….baik….).
4.  Frasa Apositif
yaitu frase koordinatif yang komponennya saling merujuk sesamanya, sehingga urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Contoh : Pak Ahmad, guru saya, rajin sekali
Dilihat dari kategori    intinya, dapat dibedakan adanya frase nominal, verbal, ajektival, dan numeral.
2. Klausa (Proposition)
            Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Keraf, 1984:138). Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, boleh dilengkapi (objek), (pelengkap), dan (keterangan).
Ciri-ciri Klausa, yaitu:
1) terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak.
2) unsur klausa berupa S dan P.
3) unsur utama klausa adalah P karena S dapat dilesapkan.
4) mempunyai rumus (S) P, (O) (Pel).
Macam-macam klausa:
1)  Klausa kalimat majemuk setara
2)  Klausa kalimat majemuk bertingkat
3)  Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
3. Kalimat (Phrase)
            Satuan bahasa yang menjadi inti pembicaraan dalam sintaksis adalah kalimat. Kalimat merupakan satuan di atas klausa dan di bawah satuan wacana. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Ciri-ciri Kalimat
1) Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal.
2) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa.
3) Secara relatif dapat berdiri sendiri.
4) Memiliki atau mengandung pikiran yang lengkap.
5) Mempunyai pola intonasi akhir.
6) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru untuk kalimat interjektif).
            Pakar bahasa di Indonesia, Alisjahbana (1978) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengadung pikiran lengkap. Alwi juga menyatakan bahwa istilah kalimat mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi telah dibubuhi intonasi atau tanda baca (2003: 39). Menurut Alwi dkk. (2003: 35-39), kalimat berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai klasifikasi, yaitu berdasarkan kategori sintaktis dan fungsi sintaktisnya.
            Kategori sintaktis sering pula disebut dengan kategori atau kelas kata. Dalam bahasa Indonesia terdapat empat kategori sintaktis yang utama, yaitu verba (kata kerja), nomina (kata benda, adjektiva (kata sifat), dan adverbial (kata keterangan).
            Fungsi sintaktis yaitu tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaktis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa Indonesia adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Disamping itu terdapat fungsi lain yaitu fungsi atributif (yang menerangkan), fungsi koordinatif (yang menggabungkan secara setara), subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat).

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH TENTANG SKRIPSI

MAKALAH SISTEMATIKA SKRIPSI

MAKALAH PEPSODENT VS CIPTADENT